Senin, 17 Desember 2012

Tugas Belajar dan Pembelajaran

Diposting oleh Unknown di 14.42
BAB I
PENDAHULUAN
I.1     Latar Belakang Masalah
      Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah dan pendidikan secara  teratur bagi pertumbuhan dan pembinaan anak dan generasi muda pada umumnya.
Dalam masa kemajuan sekarang ini, setiap sekolah memerlukan beberapa orang guru, sehingga masing-masing anak akan mendapat pendidikan dan pembinaan dari beberapa orang guru yang mempunyai kepribadian dan mentalnya masing-masing. Setiap guru akan mempunyai pengaruh terhadap anak didik. Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi secara tidak sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru. Melalui sikap,gaya, dan macam-macam penampilan kepribadian dan kode etik guru, bahkan dapat dikatakan bahwa kepribadian dan kode etik guru akan lebih besar pengaruhnya daripada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak didik yang masih dalam usia kanak-kanak dan masa meningkat remaja, yaitu tingkat pendidikan dasar dan menengah, karena anak didik pada tingkat tersebut masih dalam masa pertumbuhan.
Tujuan sekolah akan dapat dicapai, jika semua guru yang mengajar di sekolah tersebut mempunyai kepribadian dan kode etik yang sejalan dengan tujuan sekolah itu. Oleh karena itu, setiap guru hendaknya mempunyai kepribadian dan kode etik yang akan dicontoh dan diteladani oleh anak didik, baik secara sengaja maupun tidak.
I.2     Rumusan Masalah
            Dari apa yang dibahas di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah kepribadian guru yang sebenarnya?
2.      Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan kode etik guru?
I.3     Tujuan
          Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Agar kita dapat mengetahui kepribadian guru yang baik.
2.      Agar kita dapat mengetahui kode etik guru.
I.4     Metode Penulisan
                        Penulis mempergunakan metode kepustakaan. Cara yang digunakan adalah studi pustaka yaitu penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan ini.


BAB II
PEMBAHASAN
II.1    Integritas Kepribadian Guru
                        Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik-baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik.
                        Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya. Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Disini kita akan melihat apa sebenarnya yang dimaksud dengan kepribadian.
                        Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya, dalam tindakan, ucapan, cara bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat. Barangkali dalam hal ini, lebih baik kita memandang tersebut dari segi terpadu (integrated) atau tidaknya kepribadian terpadu, dapat menghadapi segala persoalan dengan wajar dan sehat, karena segala unsur dalam pribadinya bekerja seimbang dan serasi, pikirannya mampu bekerja dengan tenang, setiap masalah dapat dipahami secara obyektif, sebagaimana adanya.
                        Perasaan dan emosi guru yang mempunyai kepribadian terpadu tampak stabil, optimis dan menyenangkan. Dia dapat memikat hati anak didiknya, karena setiap anak merasa diterima dan disayangi oleh guru, betapapun sikap dan tingkah lakunya.
                        Guru yang goncang atau tidak stabil emosinya misalnya mudah cemas, penakut, pemarah, penyedih dan pemurung. Anak didik akan terombang-ambing dibawa oleh arus emosi guru yang goncang tersebut karena anak didik yang masih dalam pertumbuhan dan perubahan. Biasanya guru yang tidak stabil emosinya tersebut, tidak menyenangkan bagi anak didik, karena mereka seringkai merasa tidak dimengerti oleh guru.
                        Guru yang pemarah atau keras, akan menyebabkan anak didik takut, ketakutan itu itu dapat bertambah atau berkembang menjadi benci.
                        Sikap guru dalam menghadapi segala persoalan, baik menghadapi anak didik, teman-temannya sesama guru, kepala sekolah dan sekolah itu sendiri akan dilihat, diamati dan dinilai pula oleh anak didik.
                        Adapun unsur-unsur pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam masalah belajar yaitu:
1.      Kegairahan dan kesediaan untuk belajar, seorang guru yang berpengalaman tidak berusaha mendorong muridnya untuk mempelajari sesuatu diluar kemampuannya. Dan ia tidak akan memompakan keotaknya pengetahuan yang tidak sesuai dengan kematangannya atau tidak sejalan dengan pengalamannya yang lalu. Ia juga tidak akan menggunakan metode yang tidak sesuai denga mereka.
2.      Membangkitkan minat murid, guru harus menjaga aturan kelas dan menjadikan murid bergairah menerima pelajaran.
3.      Menumbuhkan sikap dan bakat yang baik, banyak macam kegiatan yang dilakukan anak didik dalam belajar, membangkitkan minat dan keperluannya.
4.      Mengatur proses belajar mengajar.
5.      Berpindahnya pengaruh belajar dan pelaksanaannya ke dalam kehidupan nyata agar belajar berhasil dan berguna dalam kehidupan di luar sekolah.
6.      Hubungan manusia dalam proses belajar. Proses belajar dapat berjalan lancar atau tersendat-sendat, tergantung kepada hubungan sosial dalam kelas antara guru dan murid dan diantara murid-murid sesame mereka yakni sosial dengan keadaan sosial yang menonjol dalam kelas.
Dalam situasi kelas guru menghadapi sejumlah murid yang harus dipandangnya sebagai ‘anaknya’. Sebaliknya murid-murid akan memperlakukannya sebagai bapak dan ibu guru, berkat kedudukannya maka guru didewasakan, dituakan sekalipun menurut usia yang sebenarnya belum pantas menjadi orang tua.
Kedudukannya sebagai guru akan membatasi kebebasan dan dapat pula membatasi pergaulannya. Ia tidak akan diajak melakukan kegiatan yang rasanya kurang layak bagi guru. Ia akan mencari pergaulannya terutama dari kalangan guru yang sependirian dengan dia.
II.2    Kode Etik Guru
                        Kode berarti tanda/ tulisan/ rahasia/ buku undang-undang/ pedoman. Sedang kata etik (ethics) berarti teladan dan penilaian kelakuan manusia ditinjau dari sudut rukun kesusilaan dapat dipandang baik sebagai ukuran yang disusun oleh perseorangan bagi diri sendiri maupun sebagai kumpulan keharusan dan kewajiban yang dibutuhkan oleh masyarakat tertentu bagi anggota-anggotanya.
                        Jadi, kode etik guru adalah pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan semua guru yang terlibat dalam bidang / usaha pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.
                        Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Negara serta serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945 turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan RI 17 agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1.      Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiw Pancasila.
2.      Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3.      Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4.      Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknyabagi kepentingan anak didik.
5.      Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6.      Guru secara sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7.      Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8.      Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional membagi sarana pengabdiannya.
9.      Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Kode etik jabatan guru pada umumnya yaitu:
1.      Untuk mencapai tujuan maka diperlukan syarat pokok dari setiap guru yaitu berkepribadian, berilmu, serta terampil didalam melaksanakan tugas.
2.      Guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
3.      Dalam melaksanakan tugasnya guru harus berjiwa Pancasila, berilmu pengetahuan serta terampil dalam menyampaikan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
4.      Tata cara akhlak itu wajib diamalkan oleh setiap guru dalam antar hubungan manusia lain dalam lingkungan jabatannya.

II.3    Sifat-Sifat Pendidik yang Baik
                        Sebagaimana telah diuraikan diatas, tugas seorang guru tidaklah mudah. Untuk dapat melaksanakan tugas yang baik seorang guru di samping haruss menguasai pengetahuan yang diajarkan kepada murid juga harus memiliki sifat-sifat tertentu yang dengan sifat-sifat ini diharapkan apa yang diberikan pendidik kepada muridnya dapat didengar dan dipatuhi, tingkah lakunya dapat ditiru dan diteladani dengan baik.
Para ahli menetapkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru antara lain:
1.      Seorang guru harus memiliki jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk.
2.      Seorang guru harus bersikap ikhlas dari semua apa yang dilakukan.
3.      Seorang guru harus memiliki sifat pemaaf.
4.      Seorang guru harus menempatkan dirinya sebagai orang tua murid sebelum ia menjadi seorang guru.
5.      Seorang guru harus mengetahui bakat, tabiat, dan watak muridnya.
6.      Seorang guru harus menguasai bidang studi yang harus diajarkan.
Sifat-sifat guru tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua bagian:
1.      Sifat yang berkaitan dengan kepribadian.
2.      Sifat yang berkaitan dengan keahlian akademik.
Sifat-sifat guru diatas tentu masih belum bersifat secara keseluruhan termasuk sifat yang primer atau mutlak. Diantara sifat yang posisinya sekunder atau tambahan, misalnya guru tersebut sebaiknya bersifat humoris dan memiliki sifat jiwa seni. Sifat ini diperlakukan agar tidak menimbulkan perasaan kebosanan atau kejenuhan terhadap murid dalam menerima mata pelajaran.



BAB III
PENUTUP
III.1  Kesimpulan
·         Kepribadian guru yang sebenarnya atau sesungguhnya adalah abstrak sukar dilihat atau diketahui secara nyata yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan.
·         Hal-hal yang berkaitan dengan kode etik guru adalah seorang guru itu harus:
-        Membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
-        Memiliki kejujuran profesional.
-        Mengadakan komunikasi.
-        Menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid.
-        Memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya.
-        Berusaha meningkatkan mutu profesinya.
III.2  Saran
·         Agar setiap pembaca makalah ini hendaknya bersikap objektif dalam menilai makalah ini dan dapat dimengerti dengan segala kekurangannya.
·         Makalah ini bukanlah merupakan sebuah landasan yang dapat menjadi suatu pegangan atau referensi. Oleh karena itu kami berharap dalam menyikapi makalah ini hendaknya bersikap arif.
                     

 

^Moel Lia Blog^ Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting